LIZA JANDA KEMBANG
(kisah nyata)
![]() |
| PasarPoker |
SITUS AGEN POKER TERPERCAYA - Telah 7 th. saya buka praktik di daerah ibukota pinggira tepetnya di lokasi pelabuhan, pasienku di sana cukup banyak namun rata rata kelompok menengah kebawah, jadi telah loama saya berpraktek di sana namun dalam diriku tidak berani untuk berumah tangga, lantaran saya menginginkan benar benar membahagiakan istriku.
Lantaran sekarang ini saya menginginkan menghimpun duit banyak untuk simpanan serta dapat bisa baut tempat tinggal besar, tetapi sekarang ini saya tak pernah
mengeluh saya juga tak membandingakan dengan rekanku yang sama sama berprofesi sebagai dokter,
Dengan pekerjaanku yang melayani orang-orang kelas bawah, yang begitu membutuhkan service kesehatan yang terjangkau, saya peroleh kenikmatan dengan cara batiniah, lantaran saya bisa melayani sesama dengan baik. Tetapi, di balik itu, saya juga peroleh kenikmatan yang sangat begitu di bagian non materi yang lain.
Satu malam hari, saya disuruh berkunjung ke pasien yang tuturnya tengah sakit kronis di tempat tinggalnya. Seperti umum, saya mengunjunginya sesudah saya tutup praktik pada sekitaran 1/2 sepuluh malam.
Nyatanya sakitnya sesungguhnya tidaklah kronis apabila dilihat dari kacamata kedokteran, cuma flu berat dibarengi kurang darah, jadi dengan suntikan serta obat yang umum saya siapkan untuk mereka yang kesulitan peroleh obat malam malam, si ibu bisa di ringankan penyakitnya.
Waktu saya ingin meninggalkan tempat tinggal si ibu, nyatanya tanggul di pinggir sungai jebol, serta air bah menerjang, sampai mobil kijang bututku dan merta tenggelam hingga setinggi lebih kurang 50 senti serta mematikan mesin yang pernah hidup sebentar.
Air di mana-mana, serta saya juga menolong keluarga si ibu untuk mengungsi ke atas, lantaran kebetulan rumah petaknya terbagi dalam 2 lantai serta di lantai atas ada kamar kecil hanya satu tempat anak gadis si ibu tinggal.
Lantaran tak ada peluang untuk pulang, jadi si Ibu tawarkan saya untuk bermalam hingga air surut.
Di kamar yang sempit itu, si ibu selekasnya tertidur dengan pulasnya, serta tinggallah saya berduaan dengan anak si ibu, yang nyatanya dalam cahaya remang-remang, terlihat manis sekali, maklum, umurnya aku prediksikan baru sekitaran awal dua beberapa puluh.
“Pak dokter, maaf ya, kami tidak bisa menyuguhkan apa apa, nampaknya semuanya perlengkapan dapur terendam di bawah”, tuturnya dengan nada yang demikian merdu, meskipun di luar terdengar hamparan hujan masih mendayu dayu.
“Oh, tidak apa-apa kok Dik”, sahutku.
Serta untuk melalui saat, saya banyak ajukan pertanyaan kepadanya, yang nyatanya bernama Liza.
Nyatanya Liza yaitu janda tanpa ada anak, yang suaminya wafat lantaran kecelakaan di laut 2 th. yang lantas. Lantaran cuma berdua saja dengan ibunya yang sakit-sakitan, jadi Liza tetap menjanda. Liza saat ini bekerja pada pabrik konveksi baju anak-anak, tetapi perusahaan tempatnya bekerja pun terserang efek krisis ekonomi yang berkelanjutan.
Waktu saya melirik ke arlojiku, nyatanya jam sudah tunjukkan 1/2 dua awal hari, serta saya lihat Liza mulai terkantuk-kantuk, jadi saya anjurkan dia untuk tidur saja, serta lantaran sempitnya kamar ini, saya sangat terpaksa duduk di samping Liza yang mulai merebahkan diri.
Terlihat rambut Liza yang panjang terburai diatas bantal. Dadanya yang membusung terlihat bergerak naik turun dengan teraturnya menemani nafasnya. Saat Liza berbalik tubuh dalam tidurnya, belahan pakaiannya agak terungkap, hingga bisa kulihat buah dadanya yang montok dengan belahan yang sangat dalam.
Pinggangnya yang ramping lebih menonjolkan busungan buah dadanya yang terlihat begitu menantang. Aku cobalah merebahkan diri di sebelahnya serta nyatanya Liza tetap lelap dalam tidurnya.
Fikiranku menerawang, teringat saya bakal Wati, yang juga memiliki buah dada montok, yang pernah aku tiduri malam minggu waktu lalu, waktu saya melepas capek di panti pijat tradisional yang terdapat banyak di lokasi saya berpraktek.
Namun Wati nyatanya cuma nikmat dilihat, lantaran permainan seksnya jauh dibawah harapanku. Waktu itu saya beberapa nyaris tidak bisa pulang jalan tegak, lantaran burungku tetap masih keras dan mengacung sesudah ’selesai’ bergumul dengan Wati.
Maklum, saya tak terpuaskan dengan cara seksual, serta saat ini, sudah seminggu berlalu, serta saya masihlah memendam berahi diantara selangkanganku. Saya coba meraba buah dada Liza yang demikian menantang, nyatanya dia tak menggunakan beha di bawah pakaiannya. Teraba puting susunya yang mungil. serta saat saya coba melepas pakaiannya, nyatanya dengan mudah bisa kulakukan tanpa ada bikin Liza terbangun. Saya dekatkan bibirku ke putingnya yang samping kanan, nyatanya Liza tetap tertidur.
Saya mulai rasakan kemaluanku mulai jadi membesar serta agak menegang, jadi saya lanjutkan permainan bibirku ke puting susu Liza yang samping kiri, serta saya mulai meremas buah dada Lizayang montok itu. Merasa Liza bergerak dibawah himpitanku, serta terlihat dia terbangun, tetapi saya selekasnya menyambar bibirnya, supaya dia tak menjerit. Saya lumatkan bibirku ke bibirnya, sembari menjulurkan lidahku ke dalam mulutnya.
Merasa sekali Liza yang awal mulanya agak tegang, mulai santai, serta nampaknya dia nikmati juga permainan bibir serta lidahku, yang dibarengi dengan remasan gemas pada ke dua buah dadanya. Setalah saya meyakini Liza akan tidak berteriak, saya alihkan bibirku ke arah bawah, sembari tanganku coba menyibakkan roknya supaya tanganku bisa meraba kulit pahanya. Nyatanya Liza begitu bekerja sama,
Dia gerakkan bokongnya hingga dengan gampang jadi saya bisa turunkan roknya sekalian dengan celana dalamnya, serta waktu itu kilat di luar bikin sepintas terlihat pangkal paha Liza yang mulus, dengan bulu kemaluan yang tumbuh lebat diantara pangkal pahanya itu.
SITUS AGEN POKER TERPERCAYA - Kujulurkan lidahku, kususupi rambut lebat yang tumbuh hingga di pinggir bibir besar kemaluannya. Di tengah atas, nyatanya clitoris Liza telah mulai mengeras, serta saya jilati sepuas hatiku hingga terasa Liza agak menggerakkan bokongnya, tentu dia menahan gejolak berahinya yang mulai terganggu oleh jilatan lidahku itu.
Liza membiarkan saya bermain dengan bibirnya, serta merasa tangannya mulai buka kancing bajuku, lalu melepas ikat pinggangku serta coba melepas celanaku. Nampaknya Liza memperoleh sedikit kesulitan lantaran celanaku merasa sempit lantaran kemaluanku yang semakin jadi membesar serta semakin menegang.
Sembari tetap menjilati kemaluannya, saya menolong Liza melepas celana panjang serta celana dalamku sekalian, hingga saat ini kami sudah bertelanjang bulat, berbaring berbarengan di lantai kamar, sedangkan ibunya masihlah pulas diatas tempat tidur.
Mata Liza terlihat agak terbelalak waktu dia melihat ke arah bawah perutku, yang penuh ditumbuhi oleh rambut kemaluanku yang subur, serta batang kemaluanku yang sudah jadi membesar penuh serta dalam kondisi tegang, menjulang dengan kepala kemaluanku yang jadi membesar pada ujungnya serta terlihat merah berkilat.
![]() |
| PasarPoker |
Kutarik kepala Liza supaya mendekat ke kemaluanku, serta kusodorkan kepala kemaluanku ke arah bibirnya yang mungil. Nyatanya Liza tak canggung buka mulutnya serta mengulum kepala kemaluanku dengan lembutnya.
Tangan kanannya mengelus batang kemaluanku sedang tangan kirinya meremas buah kemaluanku. Aku memajukan bokongku serta batang kemaluanku semakin dalam masuk mulut Liza. Ke-2 tanganku repot meremas buah dadanya, lantas bokongnya serta kemaluannya. Saya mainkan jariku di clitoris Liza, yang membuatnya menggelinjang, waktu saya rasakan kemaluan Liza mulai membasah, saya tahu,
waktunya telah dekat.
Kulepaskan kemaluanku dari kuluman bibir Liza, serta kudorong Liza sampai telentang. Rambut panjangnya kembali terburai diatas bantal. Liza mulai sedikit merenggangkan ke-2 pahanya, hingga saya mudah menyesuaikan diri diatas tubuhnya, dengan dada menghimpit ke-2 buah dadanya yang montok, Dengan bibir yang melumat bibirnya, serta sisi bawah badanku ada diantara ke-2 pahanya yang makin dilebarkan. Saya turunkan bokongku, serta merasa kepala kemaluanku menyentuh bulu kemaluan Liza, lantas aku geserkan agak ke bawah serta saat ini merasa kepala kemaluanku ada di antara ke-2 bibir besarnya dan mulai menyentuh mulut kemaluannya.
Lalu saya dorongkan batang kemaluanku perlahan menyusuri liang sanggama Liza. Merasa agak seret majunya, lantaran Liza sudah menjanda dua th., serta nampaknya belum rasakan batang kemaluan lelaki mulai sejak itu. Dengan sabar saya majukan selalu batang kemaluanku hingga pada akhirnya tertahan oleh basic kemaluan Liza.
Nyatanya kemaluanku cukup besar serta panjang untuk Liza, tetapi ini cuma sebentar saja, lantaran segera merasa Liza mulai sedikit menggerakkan bokongnya hingga saya bisa mendorong batang kemaluanku sampai habis, menghunjam kedalam liang kemaluan Liza.
Saya membiarkan batang kemaluanku didalam liang kemaluan Liza sekitaran 20 detik, baru kemudian aku mulai menariknya perlahan, hingga kurang lebih setengahnya, lantas saya dorongkan dengan lebih cepat hingga habis.
Gerakan bokongku nyatanya menghidupkan berahi Liza yang juga menimpali dengan gerakan bokongnya maju serta mundur, kadang-kadang ke arah kiri serta kanan serta sesekali bergerak memutar, yang bikin kepala dan batang kemaluanku merasa di remas-remas oleh liang kemaluan Liza yang semakin membasah.
Tak merasa, Liza terdengar mendasah dasah, terbaur dengan dengusan nafasku yang ditimpali dengan udara nafsu yang semakin membubung. Untuk kali pertama saya menyetubuhi Liza, saya belum menginginkan melakukan style yang mungkin bakal membuatnya kaget, Jadi saya lanjutkan gerakan bokongku ikuti irama bersetubuh yang tradisional, tetapi ini juga membawa hasil kesenangan yang sangat begitu. Sekitaran 40 menit lalu, dibarengi dengan jeritan kecil Liza, saya hunjamkan semua batang kemaluanku dalam dalam,
SITUS AGEN POKER TERPERCAYA - Kutekan basic kemaluan Liza serta saat itu juga lalu, merasa kepala kemaluanku menggangguk-angguk di dalam kesempitan liang kemaluan Liza serta pancarkan air maniku yang sudah tertahan kian lebih satu minggu.
Merasa tubuh Liza melamas, serta saya biarlah berat tubuhku tergolek diatas buah dadanya yang montok. Batang kemaluanku mulai melemas, tetapi masihlah cukup besar, serta kubiarkan tergoler dalam jepitan liang kemaluannya.
Merasa ada cairan hangat mengalir membasahi pangkal pahaku. Sembari memeluk badan Liza yang berkeringat, saya bisikan ke telinganya,
“Liza, terima kasih, terima kasih.. ”






Tidak ada komentar:
Posting Komentar